Laman

Rabu, 24 Mei 2017

TV dan Konsumerisme

Hampir semua kegiatan dalam lapisan masyarakat dipengaruhi oleh apa yang mereka tonton. Tayangan tayangan yang di suguhkan oleh KPI memberikan dampak positif maupun negatif. Masyarakat enak, hanya menonton tanpa melakukan melek media. Padahal hal tersebut dapat menimbulkan perialaku konsumtif apabila tidak disertai dengan literasi

Dulu kepemilikan televisi dianggap sebagai barang yang mewah. Namun sekarang, hampir setiap keluarga memiliki alat elektronik tersebut. Pemakaian Televisi yang begitu sering membuat masyarakat bisa dibilang bergantung pad benda tersebut. Memang, televisi merupakan hal yang paling di butuhkan untuk mendapatkan sebuah berita. Harus diketahui pula, menonton acara tv tanpa disertai pemahaman untuk memilah dan memilih akan menimbulkan efek konsumerisme bagi para penikmat tv

Bagaimana tidak, Tayangan di tv yang didominasi perilaku modern membuat kita para penikmat tv tertarik untuk mengikuti atau menyamakan diri dengan para artis tv. Semua hal yang ada pada sinetron, film, iklan dll membuat kita bertindak konsumtif apabila kita tidak pintar dalam menyaring Acara tv. Tidak bisa dipungkiri bahwa merk merk handphone ataupun alat lain yang terkenal yang selalu dipakai dalam acara tv membuat kita ingin memiliki brand ternama tersebut. Salah satunya I Phone, merk Apple ini sangat tidak asing lagi bagi kita, terkadang kita sudah memiliki smartphone tapi tetap saja kita menginginkan untuk memiliki I phone supaya dibilang kaum borju. Inilah yang dinamakan konsumerisme, hal hal yang kita inginkan kita beli namun sebenarnya hal itu tidak kita butuhkan.

Dari ulasan di atas, sebenarnya untuk membangun karakter yang selektif diawali dari diri sendiri. Kita tidak boleh merasa iri dan kita harus bangga terhadap apa yang sudah kita miliki. Hal itu akan menghindarkan kita dari perilaku yang konsumtif. Televisi memang perlu sebagai sarana hiburan dan pengetahuan. Tetapi kita juga harus bijak dalam penggunaan TV supaya kita tidak terjerumus dalam keadaan yang hedonisme/ konsumerisme.

Rabu, 03 Mei 2017

Inter-Relasi
A. MUSIK
B. MUSISI
C. SEJARAH
D. PERKEMBANGAN

Pokok Pikiran di Paragraf
1. Opini tentang Musik
2. Sejarah singkat Musik
3. Keberagaman alat music
4. Dampak kepopuleran bermusik
5. Perkembangan jenis aliran music
6. Pendidikan music di Indonesia
7. Pedangdut Elvi Sukaesih dan Lesti
8. Perbedaan latar belakang antara Elvi Sukaesih dan Lesti
9. Banyak cara mendapatkan pendidikan music

MUSIK MELATARBELAKANGI SESEORANG

Mendengar kata musik setiap orang pasti memiliki persepsi masing masing, tetapi pada umumnya kata musik cenderung dikaitkan dengan perasaan maupun pengalaman. Hal itu kemudian dituangkan dalam berbagai bentuk seni musik serta tidak bisa di pungkiri bahwa musik sudah mengambil bagian dalam aktivitas sehari hari. Sebagai media untuk mengungkapkan perasaan atau emosi seseorang, musik sangat diminati oleh semua kalangan sebagai penghilang rasa jenuh.
Perkembangan musik dunia berwal pada tahun 1889 ketika Achille Claude Debussy sebagai komposer terkemuka dunia memboyong rombongan gamelan Jawa yang didatangkan langsung dari  Jogja untuk meramaikan perayaan 100 tahun revolusi Perancis. Kemudian pada tahun 1900. Gamelan Bali juga turut didatangkan ke Paris oleh Debussy. Dari hasil penampilan Jawa dan Bali tersebut maka mulailah dikenal sebagai non western music  
Keragaman alat musik menjadi daya tarik dan ciri khas setiap daerah maupun negara. Itulah mengapa alat musik selalu memiliki perkembangn bentuk dan desain dari zaman ke zaman. Di beberapa negara masih ada yang melestarikan alat musik tradisionalnya sebagai bentuk rasa hormat terhadap warisan budaya leluhurnya.seperti contohnya alat musik ocarina yang merupakan alat musik tradisional dari Afrika kemudian Nyckel Harpa dari Swedia, Contrabass balalaika dari Rusia, Koto dari Jepang, Koauan dari Selandia Baru. Beberapa daerah di Indonesia juga masih melestarikan alat musik tradisionalnya yang biasanya digunakan pada upacara adat tertentu. Pada zaman sekarang sudah banyak kita jumpai berbagai macam bentuk alat musik modern, sehingga memudahkan para pecinta musik untuk mengembangkan kreativitasnya dalam seni musik
Kepopuleran seseorang dalam seni musik dapat meningkatkan nilai diri seseorang itu sendiri. Biasanya hal itu akan mendapatkan apresiasi terhadap hasil karya yang diciptakanya. Kepopuleran yang didapatkan tersebut berdasarkan keunikan seni musik serta eksekusi suara yang dimiliki seorang penyanyi yang disuguhkan kepada khalayak
Dunia perindustrian musik terus mengembangkan kreativitasnya dalam menyuguhkan karya dan hasilnya seperti yang dapat kita rasakan sekarang. Berbagai macam jenis musik sudah dapat dnikmati. Mulai dari aliran musik rock, metal, punk, dangdut, keroncong, jazz , pop, reggae. Yang merupakan genre musik yang paling banyak diminati para remaja saat ini adalah pop. Dalam perjalanannya, musik tidak pernah kehabisan bakat dan talenta para musisi untuk berkarya. Terbukti setiap tahunnya selalu terlahir musisi musisi yang memiliki talenta dengan ciri khas masing masing. Seperti Linkin Park, Cold Play, Muse, The Killers atau Arctic Monkeys yang sering menghasilkan lagu saat memasuki era millenium atau tahun 2000 an. Di Indonesia sendiri juga terdapat sederet nama penyanyi yang menghiasi ragam permusikan. Dapat diambil contoh Lesti dan Elvi Sukaesih sebagai penyanyi Dangdut, Isyana Sarasvati sebagai penyanyi pop dan masih banyak penyanyi lain dengan alirannya masing masing.
Pendidikan musik di Indonesia masih dirasa sebagai ilmu yang baru. Berbeda dengan beberapa negara di belahan dunia yang lain dimana pendidikan musik dianggap sebagai bagian dari disiplin ilmu psikologi dan musikologi,  telah banyak dilakukan penelitian terhadap pendidikan musik serta implikasinya terhadap pendidikan. Sebenarnya, untuk menjadi pakar musik atau musisi memang perlu adanya ilmu ilmu yang kita dapatkan secara lebih mengenai musik. Baik itu melalui instansi pendidikan, maupun pengalaman pengalaman bermusik yang pernah dilalui.
Elvi Sukaesih dan Lesti bisa disebut sebagai penyanyi dangdut yang sukses. Perbedaannya, kepopuleran Elvi dalam berdangdut ia dapatkan ketika ia tampil sebagai penyanyi pengiring ridho rhoma dalam setiap aksi panggungnya. Elvi kemudian memilih untuk bersolo karier dan masih tetap eksis sampai sekarang. Sedangkan Lesti, namanya mulai menjulang tinggi ketika ia mengikuti kontes dangdut di salah satu stasiun televisi dan berhasil menjuarainya
Pedangdut Elvi Sukaesih atau yang sering disebut sebagai umi Elvi sang maestro dangdut  ini ternyata memiliki ciri khas tersendiri ketika sedang bernyanyi di atas panggung,  kecakapannya dalam memindahkan microfon dari tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya ketika sedang bernyanyi menjadi ciri khas yang dimiliki Umi Elvi. Berbeda dengan pedangdut pendatang baru Lesti, karakter utama yang selalu melekat pada diri lesti ketika bernyanyi adalah penjiwaannya. Ia menyanyikan semua lagu dengan menggunakan rasa. Dan tidak jarang ia selalu sukses menyampaikan isi pesan lagu yang di lantunkannya
Pendidikan music tidak harus dalam bentuk teori, tetapi dia dikembangkan melalui kreativitas yang dimiliki oleh masing masing individu pecinta music karena setiap orang memiliki potensi seni yang berbeda beda, dengan perbedaan potensi seni inilah membuat para musisi banyak menghasilkan karya karya music. Karya music yang dihasilkan memiliki ciri khas dan perbedaan keunikan yang significan dalam seni music. Bahkan banyak musisi dunia menjadi popular karena ketekunannya dan kepiawaiannya dalam bermain music yang tentu saja di dapatkan melalui proses yang tidak mudah


Sumber :
·         Belantara word musik Etrik dalam musik dunia, New music edisi 3/22 Maret 2000 (Jurnal Online)
·         Musik – Wedekind Frank (Buku)